Secarik surat untuk sang gurat merah di langit senjaku

Hai Sandyakala

Apa kabarmu?

Sulit rasanya untuk bisa menyapamu

Bukannya tidak mau tapi melihatku saja kau enggan

Entah mengapa rasanya aku sudah tidak mengenalmu lagi

Kau melangkah terlampau jauh dari kehidupanku

Masuk ke dalam dunia yang aku pun tak tahu

Banyak hal yang rasanya kau tutupi dariku

Tapi, aku tahu Sandyakala

Pancaran tatapanmu menggambarkan kesedihan

Taukah kamu Sandyakala,

Betapa terlukanya aminku ketika namamu kuhapus paksa dari doaku

Berat rasanya memang, masih mengharapkanmu hadir dalam kehidupanku

Sementara semesta sepertinya tak mau mempertemukan kita lagi

Tapi, aku masih setia menanti pertemuan kita Sandyakala

Aku harap kau pun begitu,

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started